Talak

TALAK

Memang diketahui umum bahawa rumah tangga penuh dengan suka dan duka , penuh liku-liku yang baik dan buruk. Suami istri terkadang menjauh setelah sebelumnya bersatu padu, terkadang bertengkar kerana perasaan kasih yang dipupuk mulai berkurangan, kerana itulah ketenangan keluarga berbalik kepada cuaca yang panas dan buruk. Pertengkaran dimulai dengan sebab-sebab yang kecil dan apinya membesar sehingga menimbulkan akibat yang buruk. 

Di dalam islam apabila kesefahaman didalam rumah tangga tidak ada lagi maka dibolehkan melakukan cerai , tetapi penceraian itu dibenci oleh Allah S.W.T. seperti sabda nabi kita Muhammad S.A.W  yang bermaksud “Benda yang halal tetapi dibenci oleh Allah adalah penceraian”.

Akan tetapi talak hanya layak dijatuhkan oleh suami, bagi si istri tidak mendapat kelayakkan untuk menjatuhkan talak terhadap suaminya. Ini telah dijelaskan oleh sebuah hadis yang berbunyi :

Artinya : Talak hanya merupakan hak bagi orang yang memegang kemudi (perkawinan).

Ini jelas mengatakan bahawa si istri tidak mendapatkan kekuasaan untuk menjatuhkan talak terhadap suaminya.

Pengertian Talak

Kata talak berasal dari kata itlaq, artinya melepaskan atau meninggalkan. Kata talak berasal dari bahasa arab dan diserapkan kedalam bahasa Malaysia dan Indonesia “talak” yang memberi makna  cerai atau melepaskan ikatan perkahwinan. Ini menyamai apa yang disebutkan oleh Syeikh Sayyid Sabiq dalam bukunya, fiqh as-sunnah, Beliau menyebutkan bahawa talak atau cerai adalah :

Artinya : Melepaskan ikatan perkahwinan dan mengakhiri hubungan suami istri.

Hukum Talak

Mengenai hukum talak ianya telah ditetapkan oleh Allah didalam Al Quran dengan beberapa firmanNya yang berbunyi seperti berikut :

Artinya : Dan tidak ada salahnya bagi kamu tentang apa Yang kamu bayangkan (secara sindiran), untuk meminang perempuan (yang kematian suami dan masih Dalam idah), atau tentang kamu menyimpan Dalam hati (keinginan berkahwin Dengan mereka). Allah mengetahui Bahawa kamu akan menyebut-nyebut atau mengingati) mereka, (yang demikian itu tidaklah salah), akan tetapi janganlah kamu membuat janji Dengan mereka di Dalam sulit, selain dari menyebutkan kata-kata (secara sindiran) Yang sopan. dan janganlah kamu menetapkan Dengan bersungguh-sungguh (hendak melakukan) akad nikah sebelum habis idah Yang ditetapkan itu. dan ketahuilah Sesungguhnya Allah mengetahui apa Yang ada Dalam hati kamu, maka beringat-ingatlah kamu akan kemurkaanNya, dan ketahuilah, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyabar.

Ini jelas bagi kita bahawa Allah membolehkan hambanya melakukan penceraian walaupun penceraian itu adalah perkara yang dibenciNya. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah yang berbunyi :

Artinya : “Benda yang halal tetapi dibenci oleh Allah adalah penceraian”. (Bulughul Maram)

Kita sebagai hamba sebaiknya berusaha supaya tidak melakukan talak, kerana talak adalah benda yang halal tapi dibenci Allah, jika difikirkan banyak lagi cara untuk menyelamatkan ikatan perkahwinan dari berlaku penceraian.

Selain firman Allah yang tadi masih ada firmanNya yang menyatakan dibolehkan hambaNya menceraikan istrinya seperti firman Allah dibawah ini :

Artinya : Sesudah (diceraikan dua kali), itu jika diceraikan pula (bagi kali Yang ketiga) maka perempuan itu tidak halal lagi baginya sesudah itu, sehingga ia berkahwin Dengan suami Yang lain. setelah itu kalau ia diceraikan (oleh suami baharu itu dan habis idahnya), maka mereka berdua (suami lama dan bekas isterinya) tidaklah berdosa untuk kembali (maskahwin semula), jika mereka kuat menyangka akan dapat menegakkan aturan-aturan hukum Allah dan itulah aturan-aturan hukum Allah, diterangkanNya kepada kaum Yang (mahu) mengetahui dan memahaminya. (Al-Baqarah : 229)

Pembagian Talak

Sebenarnya talak terbahagi dua iaitu talak raj’i (رجعى) dan yang keduanya talak bain (بائن).  

Talak Raj’i.
 
Pegertian talak raj’i adalah talak yang pertama dan yang kedua yang membenarkan atau membolehkan sisuami rujuk kembali kepada isterinya tanpa akad yang baru selagi mantan isterinya masih berada dalam iddah seandainya isterinya telah tamat tempoh iddah maka hendaklah sisuami menganggkat akad yang baru.

Wanita yang ditalak raj’i hukumnya seperti istri, mereka masih mempunyai hak-hak suami istri , misalnya seperti hak waris mewarisi antara keduanya (suami-istri) seperti salah seorang di antara keduanya ada yang meninggal sebelum selesainya tempoh iddah.

Talak Bain

Talak Bain atau dengan kata yang lain adalah talak tiga atau dengan tiga kali talak diwaktu yang lain, dengan talak ini mengharamkan sisuami untuk rujuk kembali pada istrinya. Mengenai ini para ulama’ mazhab sepakat bahwa seorang lelaki yang menceraikan istrinya dengan talak tiga maka istrinya tersebut tidak halal lagi baginya sampai ia kahwin terlebih dahulu dengan laki-laki lain dengan cara yang benar , lalu dicampuri dalam arti yang sesungguhnya . Ini berdasarkan firman Allah didalam  Al Quran yang berbunyi : 

Artinya : Sesudah (diceraikan dua kali), itu jika diceraikan pula (bagi kali Yang ketiga) maka perempuan itu tidak halal lagi baginya sesudah itu, sehingga ia berkahwin Dengan suami Yang lain.

Sifat Talak

Talak yang di paksa

Orang yang di paksa itu tidak mempunyai kebebasan berbuat dan berkehendak, padahal kehendak dan usaha termasuk unsur pokok taklif oleh kerana itu,  tidak adanya kehendak dan ikhtiar pada orang yang dipaksa , bearti hilang pula taklif yang bearti mukrah itu tidak boleh di mintai tanggung jawab terhadap apa yang ia dilakukan. Seperti yang dinyatakan berdasarkan  sabda Rasulullah SAW :

Artinya : “Diangkat dari umatku kekeliruan , kelupaan dan apa yang mereka dipaksa untuk memperbuatnya”

Talak Suami Yang Marah

Apabila tersangat marah maka seseorang tidak akan sedar apa yang di ucapkan kerana emosinya bekerja penuh. Oleh itu talak yang dijatuhkan ketika berada dalam keadaan marah tidak sah, berdasarkan sabda rasulullah yang bermaksud:

Artinya : “Tidak  ada talak dan tidak ada pembebasan hamba pada orang yang sedang marah"

Marah ada 3 macam :

  1. Marah sekali, sehingga akalnya hilang sama sekali, orang yang demikian talaknya tidak sah. 
  2. Permulaan marah talaknya adalah sah 
  3. Setengah marah ulama berbeda pendapat tetapi yang lebih kuat adalah yang mengatakan talaknya tidak sah.

Talak Suami Yang  bingung

Orang bingung adalah tidak mengerti apa yang diucapkan sebab sesuatu yang menimpanya dirinya, sehingga akal kesedarannya hilang. oleh kerana itu talaknya suami yang dalam keadaan bingung dan tidak sah.

Kedudukkan Hukum Talak

Asal hukum talak itu adalah boleh namun begitu hukum talak juga boleh berbeda ini karena berdasarkan sifat si suami :

Talak hukumnya makruh

Bila dijatuhkan oleh suami kepada istri dalam keadaan : 
  • Suci yang belum dicampuri  
  • Jelas sedang hamil
Talak Hukumnya Wajib

Bila diputuskan oleh hakamain atau qadhi (Pengadilan Agama) dan talak dengan alasan-alasan prinsipil yang dibolehkan oleh syara’

Talak Hukumnya Sunah

Bila suami tidak bisa memberikan nafkah, dan istrinya tidak bisa menjaga diri.

Talak Hukumnya Haram, bila :
  • Istri dalam keadaan haid dan nifas 
  • Istri suci tetapi dicampuri, dan belum jelas hamil atau tidaknya. 
  • Talak tiga dengan satu kalimat 
  • Talak tiga dengan beberapa kalimat, tetapi dalam satu majlis atau satu masa.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat saya simpulkan bahwa talak adalah perbuatan yang  dibenarkan tapi dibenci oleh Allah SWT. Melalui makalah ini dapat kita ketahui pengertian talak secara ringkas, sifatnya, kedudukan hukum dan juga tika mana talak itu sah dan tika mana ia tak sah.

Kritik dan Saran

Saya menyadari bahwa dalam pembahasan makalah ini banyak terdapat kekurangan baik dari pembahasan maupun penulisan maka dari itu saya mohon kritik dan saranan terutama dari dosen dan kawan-kawan demi kesempurnaan makalah ini dan mudah-mudahan makalah ini berguna bagi kita semua. InsyaAllah

Daftar Pustaka
  • DRS. Dedi Junaedi, Bimbingan Perkahwinan. Akademika Pressindo. Jakarta 2001. 
  • Fiqh Sunnah Jilid 2. Sayyid Sabiq. Jakarta 2006. 
  • Fiqih Munakahat 2. Drs. Slamet Abidin-Drs.H. Aminuddin. Penerbit Pustaka Setia. Bandung. 
  • Fiqh Lima Mazhab, Muhammad Jawad Mughniyah. Penerbit Lentera. Anggota IKAPI Jakarta-12510

Tiada ulasan: